Minggu, 29 September 2024
 
Register   Login



Save Page
Potong Di Kuku, Rasa Di Daging
1 Korintus 12:21-26
12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." 12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.


Berbagi Ruang Hidup
1 Korintus 1:10-17
Perpecahan dalam jemaat
1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 1:11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. 1:12 Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. 1:13 Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? 1:14 Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus, 1:15 sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku. 1:16 Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis. 1:17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.

Penjelasan:


* Roh Perpecahan Ditegur (1 Korintus 1:10-13)

Di sini Rasul Paulus memulai pokok pembahasannya.
        I. Paulus mendesak mereka untuk bersatu dan saling mengasihi dengan kasih persaudaraan, serta menegur perpecahan mereka. Ia telah menerima laporan dari beberapa orang yang bermaksud baik, bahwa ada perbedaan pendapat yang tidak menyenangkan di antara mereka. Tidak ada maksud jahat dari orang-orang itu terhadap jemaat, juga tidak kepada para pelayan jemaat yang mendorong mereka untuk melaporkan perpecahan yang terjadi. Yang mendorong adalah keprihatinan mereka yang baik dan bijaksana untuk meredakan perselisihan ini melalui perantaraan Paulus. Ia menulis kepada mereka dengan cara yang sangat memohon kesediaan mereka: “Aku menasihatkan kamu saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, jika kamu menaruh rasa hormat kepada Nama yang terkasih dan layak itu, yang oleh-Nya kamu dipanggil, supaya kamu sepakat. Supaya semua seia sekata, hindari pemisahan dan perpecahan” (sesuai dengan teks asli), “yaitu, semua kerenggangan kasih dari satu sama lain. Sedapat mungkin, hendaknya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Di dalam perkara-perkara agama yang bersifat utama, hendaknya kamu semua sependapat, tetapi, kalau tidak ada kesatuan perasaan, hendaknya ada kesatuan kasih sayang. Pertimbangan untuk sehati sepikir di dalam perkara-perkara yang besar seharusnya memadamkan semua perseteruan dan pemisahan mengenai perkara-perkara kecil.”
        II. Rasul Paulus menunjukkan sumber perbantahan ini. Pada dasarnya yang menjadi penyebab adalah kesombongan mereka, dan hal inilah yang membuat mereka terpecah belah. Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran (Ams. 13:10). Mereka berbantah-bantah mengenai pelayan-pelayan rohani mereka. Baik Paulus maupun Apolos, keduanya adalah para pelayan Yesus Kristus yang setia, dan menjadi penolong iman dan sukacita mereka. Tetapi mereka yang cenderung berbantah-bantah, pecah menjadi kelompok-kelompok, dan menempatkan para pelayan rohani mereka menjadi kepala beberapa kelompok. Beberapa orang mengunggulkan Paulus, mungkin sebagai seorang guru yang paling luhur dan rohaniah. Yang lain mengagungkan Apolos, mungkin sebagai pembicara yang fasih. Beberapa mengagungkan Kefas atau Petrus, mungkin karena wibawa dari usianya yang lebih tua, atau karena ia adalah rasul bagi orang-orang yang bersunat. Beberapa orang tidak berpihak kepada kelompok mana pun, tetapi hanya menyebut diri mereka sebagai golongan Kristus. Begitu besar kemungkinan hal-hal yang terbaik di dalam dunia ini menjadi rusak, sampai-sampai Injil dan semua ketetapannya, yang ada dalam keselarasan sempurna dengan diri mereka dan satu sama lain, justru berubah menjadi penggerak perbedaan, perbantahan, dan pertikaian. Hal seperti ini tidak menjadi celaan bagi agama kita, tetapi menjadi bukti yang sangat menyedihkan akan kerusakan dan kebobrokan sifat manusia. Perhatikanlah, betapa jauhnya kesombongan membuat orang-orang Kristen menjadi saling bermusuhan! Bahkan begitu jauh sampai menyebabkan Kristus dan rasul-rasul-Nya sendiri bertengkar, dan menjadikan mereka sebagai lawan dan pesaing.
        III. Rasul Paulus berbantah dengan mereka mengenai perselisihan dan pertengkaran mereka: “Adakah Kristus terbagi-bagi? Tidak, hanya ada satu Kristus, dan itulah sebabnya orang-orang Kristen harus sehati. Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Adakah ia menjadi persembahan korban dan pendamaianmu? Pernahkah aku mengaku-ngaku menjadi juruselamatmu? Atau, adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Adakah kamu membaktikan diri kepada pelayananku, atau bekerja menjadi murid-muridku, melalui upacara agama yang kudus itu? Adakah aku menuntut hak itu di dalam kamu, atau kepercayaan dari kamu, yang menjadi hak yang layak bagi Allah dan Penebusmu?” Tidak, seberapa pun bergunanya para pelayan bagi kita, mereka tidak menggantikan Kristus. Mereka tidak boleh merampas kekuasaan Kristus, juga tidak boleh memaksa orang lain seakan berkuasa atas mereka karena mendapat kuasa dari Kristus. Dialah saja yang menjadi Penyelamat kita dan korban persembahan, Dialah Tuhan dan Pembimbing kita. Dan, berbahagialah jemaat-jemaat jika tidak ada perbedaan soal nama di antara mereka, sama seperti Kristus yang tidak terbagi-bagi.

* Di sini Rasul Paulus memberi penjelasan mengenai pelayanannya di antara mereka. Ia mengucap syukur kepada Allah bahwa ia hanya membaptis sedikit orang di antara mereka. Di antaranya adalah Krispus, yang pernah menjadi pemimpin rumah ibadat orang Yahudi di Korintus (Kis. 18:8), Gayus, dan juga keluarga Stefanus. Ia berkata bahwa kecuali mereka, ia tidak ingat lagi entahlah ada lagi orang yang pernah dibaptisnya. Tetapi bagaimana hal seperti ini pantas untuk diucapkan syukur? Bukankah sudah menjadi bagian dari tugas kerasulan untuk membaptis segala bangsa? Jadi bagaimana bisa Paulus mengucap syukur kepada Allah atas pengabaian tugasnya sendiri? Hal ini tidak boleh dipahami seolah-olah ia mengucap syukur sebab ia tidak membaptis sama sekali, tetapi ia mengucap syukur karena tidak melakukannya di dalam keadaan seperti ini, agar tidak terjadi salah pengertian yang sangat buruk atas hal ini, yaitu bahwa ia telah membaptis orang dalam namanya sendiri, membina murid-murid bagi dirinya sendiri, atau mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin kelompok agama ini. Ia menyerahkan tugas pembaptisan ini kepada pelayan-pelayan Tuhan lainnya, sementara ia sendiri menetapkan diri bagi pekerjaan yang lebih berguna serta menggunakan waktunya dengan memberitakan Injil. Ia berpendapat bahwa pekerjaan ini lebih merupakan pekerjaannya, sebab pekerjaan ini adalah pekerjaan yang lebih penting dari kedua pekerjaan itu. Ia memiliki sejumlah pembantu yang dapat membaptis, ketika tidak ada orang yang dapat melaksanakan bagian lain dari jabatannya sebaik dirinya sendiri. Dalam hal ini ia berkata, Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil, yakni, tidak terlalu banyak untuk membaptis dibandingkan untuk memberitakan firman. Perhatikanlah, para pelayan Tuhan harus berpikir bahwa mereka diutus dan dipisahkan terutama untuk melakukan pelayanan pemberitaan Injil itu, yang akan paling mempermuliakan Kristus serta mengutamakan keselamatan jiwa-jiwa. Pekerjaan itulah yang paling cocok bagi mereka, walaupun bagian-bagian lain dari tugas mereka tidak boleh diabaikan. Pekerjaan utama yang dilakukan oleh Rasul Paulus di antara mereka adalah memberitakan Injil (ay. 17), salib (ay. 18), dan Kristus yang disalibkan (ay. 23). Para pelayan Tuhan merupakan prajurit-prajurit Kristus yang bertugas untuk menegakkan dan mengibarkan panji-panji salib. Ia tidak memberitakan khayalan kesukaannya sendiri, tetapi Injil, yaitu kabar baik tentang damai sejahtera dan pendamaian dengan Allah, melalui perantaraan Sang Penebus yang disalibkan. Inilah ringkasan dan intisari dari Injil. Kristus yang disalibkan merupakan dasar dari semua sukacita kita. Oleh kematian-Nya kita hidup. Inilah yang diberitakan oleh Paulus, dan ini jugalah yang harus diberitakan oleh para pelayan Tuhan, dan itulah yang menjadi dasar bagi kehidupan semua orang kudus.




NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Minggu, 3 Maret 2024 - Kekaguman Akan Kasih Allah - Mazmur 8:2-9 (SGD)

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Jumat, 1 Maret 2024 - Menjadi Manusia Bijak, Digitalis Atau Brutalis? - 1 Korintus 12:12-20







Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Minggu, 3 Maret 2024 - Kekaguman Akan Kasih Allah - Mazmur 8:2-9 (SGD)

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Jumat, 1 Maret 2024 - Menjadi Manusia Bijak, Digitalis Atau Brutalis? - 1 Korintus 12:12-20

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song