Jumat, 13 Desember 2024
Album #1 - TUHAN YESUS PENYEMBUH
Album #2 - KAU BAPAKU YANG SANGAT BAIK
Album #3 - KasihMu Lebih Besar
Album #4 - Dalam Roh dan Kebenaran
Album #5 - Ku akan terbang bersamaMu
Album #6: Tangan-Mu memegangku

Kerinduanku (Worship)
 
Register   Login  



Save Page
Membangun Damai Sejahtera
Roma 14:19-20

14:19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. 14:20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!


Kegembiraan Batin Dan Damai Sejahtera
Roma 14:21-23
14:21 Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. 14:22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Penjelasan:




* SALING MENERIMA DALAM DAMAI SEJAHTERA
Ayat 21. Jika itu "jahat," lalu apakah yang "baik"? Paulus menjawab pertanyaan ini: Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Dalam ayat 17, Paulus mengatakan bahwa "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman" (huruf miring ditambahkan), dengan menambahkan minum "anggur" kepada diskusi itu.69Karena Paulus tidak memberikan penjelasan mengenai penambahan ini, maka kita tidak dapat memastikan apa yang ia maksudkan. Mungkin itu hanya bahwa makan dan minum adalah komponen dari suatu makanan. Paulus mungkin sedang mengatakan, "Daripada melukai saudara saya, saya akan bersedia tidak makan!" Jika rasul itu bermaksud arti itu diberikan kepada kata "anggur," itu mungkin karena anggur dalam cara tertentu terkait dengan penyembahan berhala.70Dalam Perjanjian Lama, Daniel menolak makanan dan anggur dari meja raja (Dan. 1:8). Mungkin ia berbuat itu karena, sebelum makan, makanan dan minuman itu telah dipersembahkan kepada ilah-ilah Babel; sebagian dari makanan dan minuman anggur itu telah dipersembahkan kepada berhala.71

Namun begitu, kita harus berhati-hati bahwa kita tidak terjebak dalam isu sampingan dan kehilangan maksud utama Paulus. Ia mengatakan, "Adalah baik tidak … melakukan apa pun yang membuat saudaramu tersandung" (ay. 21; NASB). Dalam 1 Korintus 8:13, Paulus mengatakan, "Apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku" (huruf miring ditambahkan). Beberapa orang menganggap pernyataan ini ekstrim. Mereka keberatan sebab mereka "memiliki hak" untuk melakukan ini atau itu. Paulus, pada dasarnya, mengajarkan, "Engkau berhak mengesampingkan hakmu untuk membantu saudaramu."72

Ayat 22. Paulus melanjutkan untuk menasihati saudara "yang kuat." Ia memberitahu saudara itu untuk jangan mempublikasikan fakta bahwa ia percaya makan daging adalah tidak salah. Iman yang engkau miliki itu, milikilah sebagai keyakinanmu73sendiri di hadapan Allah (NASB). "Iman" di sini mengacu kepada kepercayaan pribadi dari saudara "yang kuat" bahwa tidak ada yang salah dengan makan daging. Alkitab CEV mengungkapkan bagian pertama dari ayat 22 seperti ini: "Apa yang engkau yakini tentang hal-hal ini harus disimpan antara engkau dan Allah." Apakah Paulus sedang menyarankan bahwa orang Kristen harus bersikap licik atau menipu? Tidak sama sekali. Ia hanya sedang mendorong mereka untuk menyimpan opini mereka untuk diri mereka sendiri jika mengungkapkan opini itu akan melukai sesama orang Kristen.

Paulus lalu menambahkan, Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. "Dianggapnya baik untuk dilakukan" mengacu kepada makan daging. Jika saudara yang "kuat" menyakiti saudara yang "lemah" dengan makan daging atau bahkan dengan mengungkapkan pendapatnya tentang masalah ini, tindakannya itu akan menghukum dia. Namun begitu, jika ia menyimpan pendapatnya itu untuk dirinya sendiri, ia akan "berbahagia."74"Berbahagia" adalah dari maka÷rioß (makarios), kata yang diterjemahkan "diberkati" dalam Matius 5:3-11 dan nas-nas lainnya. Menurut Morris, "istilah itu memiliki kandungan agama yang tidak tercantum dalam kata 'bahagia'; itu bukan sekedar emosi melainkan sungguh-sungguh berkat Allah."75Allah mencurahkan segala berkat-Nya ke atas orang-orang yang lebih peduli terhadap saudara-saudari mereka di dalam Kristus daripada terhadap diri mereka sendiri.

Ayat 23. Itu membawa kita ke ayat yang telah disebut sebelumnya dalam diskusi kita tentang Roma 14: Tetapi barangsiapa yang bimbang [bahwa makan daging tidak salah], kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya [makan daging] berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Seperti halnya di tempat lain dalam pasal 14, "iman" di sini mengacu kepada keyakinan pribadi. McCord menerjemahkan ayat 23 seperti ini: "Orang yang ragu adalah dihukum jika ia makan, karena ia tidak memiliki keyakinan; dan segala sesuatu yang bukan dari keyakinan adalah dosa" (huruf miring ditambahkan). Ini adalah pernyataan penting dalam Alkitab tentang betapa penting untuk tidak melanggar hati nurani seseorang. Alkitab Phillips menulis "jika orang makan daging dengan hati nurani yang gelisah tentang hal itu, Anda dapat yakin bahwa ia salah dalam hal itu.… [K]etika kita bertindak terlepas dari iman kita [maka] kita berdosa."

Paulus menggunakan bahasa yang keras dalam ayat 23: "Barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena … segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa." Beberapa orang mencoba untuk melunakkan bahasa itu dengan mengatakan bahwa yang menghukum dia adalah hati nuraninya, bukan Allah; namun, ayat ini dimulai dengan "tetapi" (de÷, de), yang mengaitkan itu kepada ayat sebelumnya. Paulus sedang membedakan antara keadaan diberkati oleh Allah dalam ayat 22 dengan keadaan dihukum oleh Allah dalam ayat 23.

Mungkin kita harus menekankan kembali bahwa Paulus tidak sedang mengusulkan, "Biarkan hati nurani Anda menjadi pandu Anda" dalam urusan agama. Penguasa agama kita adalah Firman Allah, bukan hati nurani kita. Hati nurani adalah pandu yang aman hanya sebatas ia secara aman dipandu oleh kebenaran Allah. Selama bertahun-tahun, banyak orang tidak menaati Allah dengan hati nurani yang bersih (lihat Kisah 8:3; 23:1). Namun demikian, sejauh ini, hati nurani harus menjadi "pandu" kita: Kita harus jangan melanggar hati nurani kita. Coy Roper mengatakannya seperti ini: "Hati Nurani … tidak dapat membuat benar hal yang salah, tetapi dapat membuat salah hal yang benar."76

Kebenaran ini tidak dapat terlalu ditekankan: Jangan bertindak secara bertentangan dengan hati nuranimu. Stott menambahkan pemikiran ini: "Bersama instruksi jelas ini yang tidak boleh melanggar hati nurani kita, ada persyaratan tersirat untuk mendidik hati nurani."77Selama periode pendidikan ulang itu, kita harus jangan melakukan apa pun yang hati nurani katakan salah. Sebuah pepatah lama mengatakan, "Jika kamu ragu, jangan." Pepatah itu sangat tepat mengenai hati nurani. Jika Anda ragu bahwa tidak salah untuk melakukan hal tertentu, jangan lakukan itu.

Sebelum kita meninggalkan ayat 23, di sini ada pengingat: Meski kata-kata ini memiliki pesan untuk kita masing-masing, namun Paulus secara khusus menujukan pesan itu kepada saudara-saudara yang "kuat." Ia sedang memberitahu saudara yang "kuat" untuk jangan melakukan apa pun yang akan mendorong saudara yang "lemah" untuk berbuat dosa dengan melanggar hati nuraninya dan akibatnya ia dihukum. Itu lebih penting—jauh lebih penting daripada menjadi benar.

Menjadi benar adalah sangat penting dalam masalah iman. Allen menegaskan, "Ada bidang di mana kita tidak dapat diam dan berkompromi. [Kehidupan] Yesus dan para rasul dipenuhi dengan argumen. Kita harus mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yudas 3)."78Mengenai guru-guru palsu, Paulus mengatakan, "Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu"(Gal. 2:5).

Namun begitu, dalam hal opini beberapa hal lebih penting daripada menjadi benar. Berusaha untuk tidak melukai hati seorang saudara adalah lebih penting daripada menjadi benar. Selalu berusaha untuk membantu saudara adalah lebih penting dari- pada menjadi benar. Semoga Allah menolong kita semua untuk lebih peduli terhadap saudara dan saudari kita daripada terhadap diri kita sendiri.
UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT MEMPELAJARI KATA "MENGHAKIMI" (KRINŌ)

Kata Yunani kri÷nw (krinō, paling sering diterjemahkan "hakim") muncul sembilan kali dalam Roma 14. Istilah ini "terutama menunjukkan [tindakan] 'memisahkan, menyeleksi, memilih; dengan begitu 'menentukan,' sehingga 'menghakimi, menjatuhkan penghakiman.'"79Pemikiran yang diusulkan oleh kata itu dapat bersifat positif atau negatif, dan kedua penggunaan itu terlihat dalam teks itu. Perhatikanlah kata-kata yang dicetak miring dalam ayat-ayat setelahnya, masing-masing diterjemahkan dari bentuk krinō: 14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. 14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. 14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 14:13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!

Rm 14:22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Dalam pasal 14, krinō digunakan beberapa kali dalam arti positif. Itu diterjemahkan "menganggap" dua kali dalam ayat 5 dan "menganut" dalam ayat 13b. Namun demikian, kata kerja itu pada dasarnya memiliki konotasi negatif dan umumnya diterjemahkan "menghakimi" (14:3, 4, 10, 13a). Pada akhir pasal itu, kata itu diterjemahkan sebagai "menghukum" dan "dihukum" (14:22, 23).

Paruh kedua pasal ini dimulai dengan nasihat ini: "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi!" (14:13). Beberapa orang mengartikan nasihat Paulus untuk jangan menghakimi berarti kita harus jangan pernah menantang apa yang orang lain ajarkan, bahwa kita harus toleran terhadap setiap sudut pandang apa saja. Namun begitu, Paulus yang sama yang mengatakan "terimalah satu akan yang lain " dalam 15:7 juga mengatakan "hindarilah" "mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan" dalam 16:17 (huruf miring ditambahkan). Paulus berkata untuk "menerima" beberapa saudara dan "berpaling dari" saudara yang lainnya. Mengapa berbeda? Kita harus menerima orang-orang yang memiliki opini yang berbeda dari yang kita miliki, tapi kita harus menolak ajaran kesalahan yang mempromosikan perpecahan. Kita sedang berjalan di atas tali; kita berusaha untuk tidak jatuh ke kanan, di mana kita menghakimi mereka yang memiliki opini yang berbeda; dan, pada saat yang sama, kita berusaha untuk tidak jatuh ke kiri, di mana kita menerima dan mentolerir kesalahan.

Harus sekali lagi ditekankan bahwa Roma 14:1-15:13 membahas masalah opini. Mengenai masalah ini, Paulus berkata, "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi!" (14:13). Dengan mengikuti perintah ini, kita dapat mempromosikan kesatuan dalam gereja Tuhan.






NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Kamis, 29 Februari 2024 - Gawai Dan Persahabatan - Roma 15:1-6

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Selasa, 27 Februari 2024 - Gunakan Jari Dengan Bijak - Roma 14:13-18







Kalender Liturgi Katolik Desember 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Kamis, 29 Februari 2024 - Gawai Dan Persahabatan - Roma 15:1-6

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Selasa, 27 Februari 2024 - Gunakan Jari Dengan Bijak - Roma 14:13-18

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song