Jumat, 13 Desember 2024
Album #1 - TUHAN YESUS PENYEMBUH
Album #2 - KAU BAPAKU YANG SANGAT BAIK
Album #3 - KasihMu Lebih Besar
Album #4 - Dalam Roh dan Kebenaran
Album #5 - Ku akan terbang bersamaMu
Album #6: Tangan-Mu memegangku

Kerinduanku (Worship)
 
Register   Login  



Save Page

Hidup Bersama Dengan Rukun - Mazmur 133:1-3  (SGD)
Bersaksi Di Dunia Riil Dan Digital - Mazmur 134:1-3


Mazmur 133:1-3 (SGD)
Persaudaraan yang rukun
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! 133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Penjelasan:





* Kasih Persaudaraan (133:1-3)
Di sini, lihatlah,

I. Apa itu yang dipuji – saudara-saudara diam bersama dengan rukun, 
bukan saja tidak bertengkar dan melahap satu sama lain, tetapi juga bersuka satu dengan yang lain dengan saling mengasihi, dan mengusahakan kesejahteraan satu sama lain dengan saling melayani. Kadang-kadang, sebagai cara terbaik untuk menjaga kerukunan, saudara-saudara memilih hidup terpisah dan jauh satu sama lain. Itu memang dapat mencegah permusuhan dan pertengkaran (Kej. 13:9), tetapi sungguh baik dan indah apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, dan dengan demikian diam dalam persatuan, bahkan berdiam sebagai satu kesatuan (begitulah sebagian orang membaca ayat ini), berdiam sebagai satu hati, satu jiwa, dan satu kepentingan. Daud mempunyai banyak anak dari banyak istri. Ada kemungkinan ia menulis mazmur ini untuk mengajar mereka, dan untuk mengajak mereka agar mengasihi satu sama lain, dan, seandainya saja mereka melakukan ini, maka banyak dari kejahatan-kejahatan yang timbul di dalam keluarganya pasti sudah dapat dihindarkan dengan baik. Suku-suku Israel sudah lama menjalankan kepentingan sendiri-sendiri selama pemerintahan Hakim-hakim, dan sering kali hal ini berdampak buruk. Tetapi karena sekarang mereka bersatu di bawah satu pemimpin, ia ingin agar mereka merasakan betapa kerukunan ini adalah demi keuntungan mereka sendiri. Terutama karena sekarang tabut Allah sudah tinggal tetap, dan bersamaan dengan itu menjadi tempat mereka berkumpul untuk beribadah bersama-sama dan pusat dari kesatuan mereka. Sekarang, biarlah mereka hidup di dalam kasih.

II. Betapa terpujinya hal ini: sungguh, alangkah baiknya dan indahnya! 
Kerukunan itu baik dengan sendirinya, seturut kehendak Allah, penyesuaian bumi dengan sorga. Itu baik bagi kita, bagi kehormatan dan penghiburan kita. Itu indah dan menyenangkan bagi Allah dan bagi semua orang baik. Itu membawa kesenangan yang terus-menerus kepada orang-orang yang hidup rukun seperti itu. Sungguh, alangkah baiknya! (kjv: Lihatlah, alangkah baiknya! – pen.). Kita tidak dapat membayangkan atau mengutarakan betapa baik dan indahnya hal itu. Lihatlah, ini suatu hal yang jarang terjadi, dan oleh sebab itu mengagumkan. Lihatlah dan takjublah bahwa ada kebaikan dan keindahan yang begitu besar di antara manusia, begitu banyak suasana sorga di atas bumi ini! Lihatlah, ini suatu hal yang menyenangkan, yang akan menarik hati kita. Lihatlah, ini suatu hal yang patut dicontoh, yang, di mana pun terjadinya, haruslah kita tiru secara kudus.

III. Bagaimana keindahannya digambarkan.

1. Kerukunan ini harum seperti minyak urapan suci, 
yang dibubuhi dengan wewangian yang kuat, dan menebarkan aromanya, untuk menyukakan semua orang yang ada di sekeliling, ketika dicurahkan ke atas kepala Harun, atau imam besar penerusnya, dengan begitu berlimpah sehingga mengalir turun ke wajah, bahkan ke leher jubah atau pinggir jahitan baju (ay. 2).

(1) Minyak ini suci. Demikian pula seharusnya kasih persaudaraan kita, dengan hati murni, harus diabdikan kepada Allah. Kita harus mengasihi orang-orang yang dilahirkan demi Dia yang melahirkan (1 Yoh. 5:1).
(2) Minyak ini dibuat dari bahan-bahan yang ditentukan oleh ketetapan ilahi. Allah menentukan bahan-bahan dan kadarnya. Demikianlah orang-orang percaya belajar dari Allah untuk kasih mengasihi. Ini adalah anugerah pekerjaan Allah di dalam diri kita.
(3) Minyak itu sangat berharga, dan merupakan jenis yang tidak boleh digunakan untuk kepentingan biasa. Demikianlah kasih suci itu, dalam pandangan Allah, sangat mahal harganya. Apa yang berharga dalam pandangan Allah, pasti benar-benar berharga.
(4) Minyak itu menyenangkan bagi Harun sendiri dan bagi semua orang di sekelilingnya. Demikian pula kasih suci itu. Kasih itu seperti minyak dan wangi-wangian yang menyukakan hati. Kasih Kristus kepada umat manusia adalah bagian dari minyak sebagai tanda kesukaan itu, yang dengannya Ia diurapi melebihi teman-teman sekutu-Nya.
(5) Harun dan anak-anaknya tidak diperbolehkan melayani Tuhan sebelum mereka diurapi dengan minyak ini, dan pelayanan-pelayanan kita pun tidak akan diterima oleh Allah tanpa kasih yang suci ini. Jika kita tidak memiliki kasih ini, kita sama sekali tidak berguna (1 Kor. 13:1-2).

2. Minyak ini membuahkan hasil. 
Selain berguna, minyak ini juga menyenangkan. Ia seperti embun. Ia membawa serta berkat-berkat yang melimpah, yang tercurah sebanyak tetesan embun. Ia menyejukkan panas yang menyengat dalam hawa nafsu manusia, seperti embun senja menyejukkan udara dan kembali menyegarkan bumi. Ia berperan besar dalam membuat kita berbuah dalam segala hal yang baik. Ia membasahi hati, dan membuatnya lembut, dan melayakkannya untuk menerima benih yang baik dari firman Allah. Kebalikan dari ini, kejahatan dan kepahitan membuat kita tidak pantas menerimanya (1 Ptr. 2:1). Minyak ini seperti embun gunung Hermon, bukit umum (sebab kasih persaudaraan merupakan keindahan dan keuntungan bagi masyarakat umum), dan seperti embun yang turun ke atas gunung-gunung Sion, bukit suci, sebab ia berperan besar dalam menghasilkan buah-buah pada masyarakat suci. Baik Hermon maupun Sion akan layu tanpa embun ini. Dikatakan tentang embun bahwa ia tidak menanti-nantikan orang dan tidak mengharap-harapkan anak manusia (Mi. 5:6). Kasih kita kepada saudara-saudara kita tidak boleh kita berikan sesudah mereka mengasihi kita (itu namanya kasih pemungut cukai), tetapi harus diberikan sebelumnya – itulah kasih ilahi.

IV. Bukti dari keunggulan kasih persaudaraan. 
Orang-orang yang mengasihi adalah orang-orang yang diberkati. Sebab,

1. Mereka diberkati Allah, dan oleh sebab itu benar-benar diberkati: ke sanalah, di mana saudara-saudara berdiam bersama dengan rukun, TUHAN memerintahkan berkat, berkat yang berlipat-lipat, yang mencakup semua berkat. Adalah hak istimewa Allah untuk memerintahkan berkat, manusia hanya bisa memohonkan berkat. Berkat-berkat yang sesuai dengan janji adalah berkat-berkat yang diperintahkan, sebab Ia telah memerintahkan perjanjian-Nya untuk selama-lamanya. Berkat-berkat yang terlaksana adalah berkat-berkat yang diperintahkan, sebab Ia berfirman, maka jadilah.

2. Mereka diberkati untuk selama-lamanya. Berkat yang diperintahkan Allah kepada orang-orang yang berdiam di dalam kasih adalah kehidupan untuk selama-lamanya. Itulah berkat dari semua berkat. Orang-orang yang berdiam di dalam kasih tidak hanya berdiam di dalam Allah, tetapi juga sudah berdiam di sorga. Sama seperti kesempurnaan kasih adalah keadaan diberkati secara sorgawi, demikian pula ketulusan kasih merupakan pertanda dari keterberkatan sorgawi itu. Orang-orang yang hidup di dalam kasih dan damai akan memiliki Allah segala kasih dan damai itu bersama mereka sekarang, dan mereka akan segera bersama-Nya tidak lama lagi, bersama-Nya untuk selama-lamanya, di dunia kasih dan damai yang tanpa akhir. Sungguh alangkah baiknya saat itu, dan alangkah menyenangkannya!



Sabda Bina Umat
(Minggu, 25 Februari 2024)
RENUNGAN PAGI
HARI MINGGU V PRAPASKAH
"HIDUP BERSAMA DENGAN RUKUN "
(Mazmur 133 : 1-3)
"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun." (ay.1)

Hidup rukun, damai yang indah, Pemazmur mengungkapkan itu dengan metafora minyak urapan yang mengalir dari kepala hingga ke jubah. Juga digambarkan bagai embun dari Hermon yang mengalir ke gunung-gunung Sion (ay. 1-3).

Pada masa itu bagi orang Israel minyak urapan atau shemen hamishchah bersifat eksklusif. Hanya untuk imam dan raja. Tujuannya adalah untuk pengudusan bagi yang diurapi. Sementara itu, gunung Hermon adalah Gunung Tuhan. Air yang mengalir dari gunung Hermon merupakan sumber utama sungai Yordan. Kesuburan, kemuliaan dan kesucian, seperti itulah gunung Hermon bagi Israel.

Kedua metafora ini memberi pandangan kepada kita tentang dua hal. Pertama, rukun dan damai adalah pekerjaan Allah dalam diri kita. Kedua hal itu erat hubungannya dengan hidup kudus. Tidak ada hidup kudus tanpa kerukunan dan kedamaian, demikian juga sebaliknya. Hidup seperti itu adalah kehidupan yang diurapi oleh Allah, hidup yang istimewa. Hanya dimiliki orang-orang yang senantiasa memilih hidup menurut jalan keilahian.

Kedua, seperti air dari gunung suci menyuburkan diri kita dan sesama, begitulah dampak dari hidup rukun dan damai. Buah pikiran, emosi, dan perbuatan yang mengalir dari kehidupan yang terus-menerus menetap 'di gunung Tuhan' menjadikan kita pribadi yang mulia dan subur. Sehingga hidup ini mengalirkan kebaikan, kedamaian dan keselarasan.

Saudara-saudara, hidup yang diberkati dan menjadi berkat di satu sisi adalah tanggung jawab. Di sisi lain merupakan konsekuensi atau efek dari pekerjaan Allah kala kita merealisasikan komitmen kita kepada-Nya. Jika kita mendambakan kualitas pribadi dan jemaat yang istimewa dalam arti harmonis, mulia, dan subur, tiada jalan lain selain melakukan tanggung jawab iman dan komitmen kita kepada Allah.



HARI MINGGU V PRAPASKAH
BERSAKSI DI DUNIA RIIL DAN DIGITAL

Mazmur 134:1-3
Puji-pujian pada malam hari
134:1 Nyanyian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam. 134:2 Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN! 134:3 Kiranya TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion.

“Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN!” (ay 2)
Manusia di era digital betah dengan entitas digital, seperti: Youtube, Tokopedia, Twitter, Instagram sebagai lingkungannya. Gawai telah menjadi cara memandang diri, orang lain dan dunia oleh karena manusia memproyeksikan dirinya melalui media digital. Manusia sudah terbiasa kontak dengan kehadiran tanpa tubuh, sehingga mulai gagap saat tatap muka.
Mazmur ini bagian dari liturgi ibadah yang ditujukan kepada semua hamba Tuhan, yaitu: seluruh umat Tuhan. Mereka diajak untuk memuji Tuhan dan kemudian menerima berkat-Nya. Berkat itu adalah kuasa yang menunjang hidup lahir batin. Ketika manusia memuji Tuhan, ia mengaku bahwa Tuhanlah sumber hayat dan tidak ada hidup yang lepas dari-Nya. Memuji Tuhan dan meneruskan berkat-Nya kepada sesama merupakan tugas panggilan setiap hamba Tuhan. Hamba Tuhan yang datang melayani di rumah-Nya pada malam hari, mengangkat tangan ke arah tempat Mahakudus. Imam mengucapkan berkat dengan menyapa seluruh umat.
Pemazmur hari ini menolong kita untuk memahami bahwa dampak memuji Tuhan adalah berkat-Nya yang melimpah. Tuhan memelihara dan melimpahkan berkat-Nya kepada mereka yang memuji-Nya. Walaupun masa pandemi sudah lewat, bukan berarti Gereja kemudian meninggalkan dunia digital dalam pelayanannya. Pujian kepada Tuhan di era digital dengan menggunakan gawai bertujuan positif: mempererat dan memperkuat persekutuan, memotivasi dan mendorong sesama warga jemaat terlibat dalam pelayanan, sarana komunikasi yang saling menguatkan dan mendoakan serta sebagai alat memberitakan firman Tuhan. Cara demikian menolong kita untuk membangun gereja masa depan yang bukan hanya bersaksi di dunia riil namun juga di dunia digital. Gereja hadir sesuai konteks masyarakatnya.




NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Senin, 26 Februari 2024 - BANGUN DAN JAGA KESATUAN - Roma 14:1-4 - MINGGU V PRAPASKAH

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Sabtu, 24 Februari 2024 - Mahar Perkawinan - Kejadian 24:17-23 - MINGGU VI PRAPASKAH







Kalender Liturgi Katolik Desember 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
Khotbah Ibadah GPIB Senin, 26 Februari 2024 - BANGUN DAN JAGA KESATUAN - Roma 14:1-4 - MINGGU V PRAPASKAH

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Sabtu, 24 Februari 2024 - Mahar Perkawinan - Kejadian 24:17-23 - MINGGU VI PRAPASKAH

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song