Minggu, 07 Juli 2024
 
Register   Login          kuliah murah di bekasi



Save Page

Download Materi Katekisasi 22 - Manusia dan Lingkungan Hidup


MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Filsafat Antroposentrisme / Homosentrisme

Menurut etimologis Antroposentrisme terdiri dari dua kata yakni : Antropos (Yunani) berarti "manusia" dan centrum (Latin) berarti "pusat." Homosentrisme (Homo = manusia, Centrum = pusat ). Dengan demikian "Antroposentrisme" atau "Homosentrisme" berarti: suatu keyakinan bahwa manusia dan karya-karyanya merupakan pusat alam semesta. Pandangan ini menekankan keterpisahan manusia dari alam sebagai realitas yang berada diluar manusia. Dengan demikian, manusia memiliki jarak dengan alam, dan alam terasa asing bagi manusia. Akibatnya manusia dapat saja berlaku kasar terhadap alam yang asing itu sebagaimana yang ia pikirkan dan sesuai dengan kepentingannya. Antroposentrisme/Homosentrisme menjadikan diri manusia menjadi pusat dari segalanya dalam alam semesta ini. Maka menurut pandangan ini, semua pengamatannya menunjukkan bahwa segala sesuatu dalam alam ini dapat digunakan demi kebaikan dan kemakmuran manusia. Hidup ini ditujukkan untuk mengusahakan kebaikan dan kemakmuran bagi manusia. Pemeliharaan kelestarian alam bukan menjadi perhatian manusia. Yang penting generasi dimana mereka hidup mengalami kebahagiaan dan kemakmuran. Maka anda dapat membayangkan bahwa penebangan pohon tanpa penanaman. Banyak pabrik industri didirikan di berbagai tempat guna mengusahakan pencapaian hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran. Tindakan pengurasan bahan baku secara besar-besaran. Manusia pada dasarnya bersifat kompetitif. Berpengaruh pada etika klasik liberalisme dan kapitalisme bebas. Sesama manusia dipandang sebagai lawan yang berkompetensi dan harus yang harus dikalahlan. Pengusaha berusaha mendapat untung yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang efesien. Pepatah yang muncul: homo homini lupus ("manusia adalah serigala bagi sesamanya") setiap orang bersaing untuk mendapat sumber-sumber alam yang sama. Bukannya saling berbagi melainkan saling berebut dan mengancam demi kepentingan diri masing-masing. Pada umumnya paham ini dirintis dari dunia Barat.

2. Filsafat Biosentrisme / Ekosentrisme

Berlawanan dengan paham Antroposentrisme adalah paham Biosentrisme. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "bios" artinya "hidup" dan istilah latin "centrum" artinya "pusat." Dengan kata Biosentrisme hendak diartikan sebagai suatu keyakinan bahwa hidup manusia begitu erat terikat dengan kehidupan seluruh kosmos. Manusia dipandang sebagai salah satu organisme hidup dari unsur-unsur lain dalam alam semesta. Karena itu manusia merasa bahwa dia mempunyai daya ketergantungan dan saling mempengaruhi dengan penghuni alam semesta lainnya. Manusia karena itu bukanlah makhluk yang berkuasa mutlak dan yang menguasai segala makhluk lain dalam alam ini. Manusia memiliki keterbatasan di dalam alam semesta, karena itu tidak saja punya kemampuan mengatur dan menguasai alam, tetapi sebaliknya ia butuh untuk hidup berdampingan, saling bergantung dan saling peduli dengan unsur-unsur alam lainnya. Paham Biosentrisme ini lebih diacu oleh Hinduisme yang menekankan bahwa alam menjadi suatu "makrokosmos," atau Konfucianisme yang mengajak manusia kembali kepada alam demi mencapai kebahagiaan, atau juga dalam Yoga yang kemudian berkembang dalam aliran Zen di Jepang maka manusia berusaha mencari ketenangan dalam alam yang menyatu dengan dirinya. Filsafat timur lebih mendominasi filsafat Biosentrisme ini. Walaupun ada juga yang mengandung paham Antroposentrisme seperti dalam filsafat timur Cina. Paham Ekosentrisme mendasarkan dirinya pada kosmos. Dengan etika ekosentrisme ini, lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Paham ekosentrisme ini merupakan pilihan yang paling wajar untuk memecahkan masalah etis ekologi. Etika ekosentris modern diperkenalkan pertengahan abad 20 sebagai etika bumi. Etika bumi ini memperluas ikatan-ikatan komunitas mencakup: tanah, air, tanaman, dan hewan secara kolektif. Dengan demikian ada rasa hormat dari manusia kepada alam. Menurut ekosentrisme, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup maupun yang tidak hidup sebagai komponen ekosisten yang sehat. Perlu diperhatikan bahwa dalam ekosentrisme ini maka sama dengan manusia, maka semua komponen alam lainnya. Ekosistem mempunyai hubungan dengan pemikiran "proses" yang nampak dalam dua hal berikut, pertama, terdapat saling terkaitan di antara segala sesuatu khusunya antara organisme dan lingkungan keseluruhan. Kedua, terdapat rasa hormat atau kedekatan manusia dengan ciptaan lainnya. Seluruh alam berpartisipasi di dalam diri manusia dan diri manusia di dalam keseluruhan saling berhubungan dengan saling mendukung. Etika Ekosentris bersifat holistik melebihi bentuk mekanik atau metafisik. Perspektif holistik inimengandung lima asumsi dasar sebagai berikut ini : pertama, segala sesuatu saling berhubungan. Keseluruhan menentukan bagian, sebaliknya perubahan pada salah satu bagian mengubah bagian lain dan keseluruhan. Kedua, keseluruhan lebih daripada penjumlahan bagian-bagian. Sistem ekologi mengalami proses sinergis : kombinasi bagian yang terpisah menghasilkan akibat yang lebih besar daripada efek-efek individual. Ketiga, Makna bergantung pada konteksnya. Lawan daripada "independensi konteks" dari "mekanisme" setiap bagian mendapat artianya dalam konteks keseluruhan. Keempat, Proses mengatasi bagian-bagiannya. Kelima, alam manusia dan alam non-manusia menyatu. Manusia dan alam merupakan bagian dari sistem kosmologi organik yang sama.

3. Paham Alkitabiah tentang Keutuhan Ciptaan

Kejadian 1:28 menyatakan: "Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung burung di udara dan atas segala bintang yang merayap di bumi." Nas ini telah dipakai sebagai pembenaran legalitas bahwa manusia adalah penguasa mutlak atas seluruh ciptaanTuhan. Lynn White, seorang spesialis dibidang teknologi telah merintis gagasan pada tahun 1970-an bahwa Kekristenan dipersalahkan pada krisis ekologis. Ia berpendapat bahwa kekristenanlah yang membantu berkembanganya pandangan bahwa manusia selaku mandat "penguasa" yang selanjutnya didukung oleh usaha-usaha ilmiah dalam alam modern. Kekristenan secara umum dipandang sebagai bersifat antroposentrik yang berpusat pada manusia. Sebagai contoh pengrusakan tanah dan tanaman yang menggunakan pestisida sebagaimana disinyalir oleh Rachel Carson dalam bukunya Silent Spring sejak tahun 1962. Memang menarik pendapat Lynn White tersebut. Namun dalam tradisi Yahudi-Kristiani manusia mempunyai hubungan dan kedudukan yang unik dengan Allah, penciptanya karena manusia merupakan citra dan gambar Tuhan sendiri sebagaimana dijelaskan dalam Kejadian 1:27, sehingga martabat dan keluhuran manusia selalu harus dijunjung tinggi sebagai yang bernilai dalam dirinya. Sehingga dalam hubungan manusia dengan hubungan unsur alam lainnya dipahami dalam konteks "penatalayanan" dan bukan semata-mata sebagai eksploitor alam ini. Sebagai gambar Allah maka seharusnya manusia dalam menaklukkan dan berkuasa itu dalam martabat dan keseluruhannya sebagai gambar Allah justru ikut memelihara, mengayomi, dan menatalayani ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan segala binatang yang merayap di bumi. Dilihat dari kenyataan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah dalam keadaan baik, maka manusia sebagai gambar Allah ikut bertanggungjawab dalam melayani alam dan isinya secara obyektif memelihara keutuhan dan kelestarian alam ciptaan Allah. Mazmur 8:7-9, menyatakan kesaksiannya bahwa Allah telah membuat manusia hampir sama seperti Allah untuk berkuasa atas buatan tangan-Nya. Maka langit dan cakrawala ciptaan Allah yang baik itu dapat menceritakan kemuliaan Allah dan memberitakan pekerjaan tangan-Nya secara berkelanjutan yang bergema sampai seluruh dunia (Mazmur19:1-7). Rasul Paulus menyatakan Roma 8:18-30 bahwa segala makhluk pada hakikatnya menderita. Soalnya di sini adalah: bagaimana dengan kita yang telah menerima karunia sulung Roh? Pada kenyataannya kita adalah juga merupakan bagian dari segala makhluk yang ikut mengeluh dan menantikan dengan tekun pembebasan sebagai anak yaitu pembebasan tubuh kita. Dalam keadaan menderita ini, janganlah mengira bahwa Allah tidak hadir. Ia malah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebagai yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah dan yang terpilih dari semula menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya yang sulung diantara banyak saudara, maka kita dibenarkan Tuhan masuk dalam kemuliaan-Nya. Maka sebagaimana segala sesuatu yang telah ditaklukan kepada kesia-siaan atas kehendak Dia yang telah menaklukkannya, sedemikian juga atas kehendak-Nya segala makhluk itu dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah ini. Di sinilah tanggung jawab kita sebagai orang yang dipanggil masuk dalam kemuliaan Allah, ikut mengupayakan jalan masuk bagi segala makhluk.

4. Pengrusakan dan upaya Pelestarian Alam

Ketika masalah lingkungan hidup menjadi perhatian pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, maka ada dua pendapat yang ditonjolkan tentang masalah ini : pertama, oleh Paul Ehrlich seorang ahli biologi berpendapat bahwa masalah masalah lingkungan hidup ini disebabkan oleh faktor kependudukan yang semakin bertambah jumlahnya dengan pesat. Sementara itu ahli biologi lainnya, Barry Commoner berpendapat bahwa teknologi penyebab utama masalah lingkungan hidup. Penelitian yang dilakukan lebih seksama dan bersifat komprehensif tidak dapat menerima sepenuhmya pendapat kedua ahli tersebut. Hasil penelitian lanjutan tersebut mengatakan bahwa masalah lingkungan hidup yang kompleks seperti kemiskinan, penyusutan sumberdaya alam, pencemaran, punahnya kehidupan liar seperti cagar alam, margasatwa, kelaparan bukan pertama-tama akibatnya meledaknya jumlah penduduk atau teknologi, tetapi terutama disebabkan oleh multi faktor. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain seperti: jumlah penduduk, konsumsi per kapita, politik dan kebijakan masyarakat, psikologi, budaya dan sistem religi, biologi, ekonomi dan teknologi. Berbagai faktor ini telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah lingkungan hidup seperti : meledaknya jumlah penduduk, kekurangan makanan, polusi, perubahan iklim, menipisnya sumber daya alam, perekonomian yang tidak stabil, punahnya berbagai tumbuhan dan hewan, kesenjangan sosial politik, menyosotnya mutu kesehatan, perang dan meningkatnya berbagai tindakan kriminalitas dan kejahatan. Manusia yang memiliki akal budi, mempunyai kemampuan meningkatkan daya hidup dan membangun dunia ini. Di satu pihak usaha membangun ini dilakukan dengan maksud baik demi kemakmuran umat manusia. Tetapi ketika usaha pembangunan ini disertai dengan kepentingan diri atau kelompok orang, maka usaha kearah pembangunan itu menyebabkan pengrusakan habitat makhluk hidup lainnya. Hal-hal seperti pencemaran air sungai yang disebabkan oleh limbah pabrik merusak habitat ikan-ikan dan makhluk air lainnya. Penyebab bertambahnya penduduk karena jumlah penduduk, rata-rata pertumbuhan dan penyebarannya (pembagian geografis) menimbulkan masalah. Makin bertambahnya penduduk, makin bermasalah lingkungan hidupnya. Karena mereka akan membutuhkan sarana dan prasarana seperti jalan dan tempat tinggal dan pertimbangan kemanusiaan. Konsumsi per-kapita apabila tidak mencukupi maka akan menimbulkan kerawanan akan kebutuhan makanan. Minyak yang dipakai kapal laut dapat mencemarkan laut dan merusak habitat ikan-ikan dan binatang laut. Semakin kebutuhan sumber-sumber alam, semakin merusak habitat yang didiami makhluk hidup.

5. Tanggungjawab Gereja (GPIB) bagi Kelestarian Alam

Gereja (GPIB) memasuki masa jangka panjang kedua, tahun 2006-2026 telah merumuskan tema jangka panjang PKUPPG-GPIB yakni: "Yesus Kristus sumber damai sejahtera" (Yohanes 14:27). Visi GPIB pada tahun 2026 : " menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan-Nya" (Mazmur 37:37). Misi GPIB menuju tahun 2026 : "mewujudkan kehadiran GPIB yang membawa damai sejahtera Allah agar menjadi berkat di tengah-tengah masyarakat dan dunia. " Dalam melaksanakan tugas dan panggilannya GPIB tidak saja menggunakan nas dasar dari Matius 28:18-20, tetapi juga Markus 16:15 yakni : "Beritakanlah Injil kepada segala makhluknya." Kerangka dasar PKUPPG-GPIB jangka panjang kedua, tahun 2006-2026 ini telah menunjukkan arah kemana mestinya perjalanan GPIB ke depan. Menjadi gereja misioner yang dicita-citakan oleh GPIB berarti selalu sadar untuk dibaharui oleh Firman dan Roh Kudus, agar mampu menjadi berkat keteladanan dalam keluarga, gereja, masyarakat dan lingkungan hidup. Tugas operasional yang harus dilakukan adalah berpartisipasi memulihkan kerusakan lingkungan hidup yang disebutkan pada butir 4 diatas. Konsekuen dengan visi dan misi ke tahun 2026, maka program sinodal, wilayah dan jemaat lokal tidak saja kedalam tetapi juga mempunyai dampak pemulihan masalah-masalah lingkungan hidup demi terciptanya damai sejahtera bagi seluruh ciptaan Tuhan.

Bahan Bacaan :

- Alkitab, - Menuju Etika Lingkungan Baru, Majalah Filsafat "Driyarkara" tahun XIX No.1, Jakarta, th. 1992/1993 - Celia Deane-Drummond, Teologi dan Ekologi, Terj. Pdt. Dr. R.P. Borrong, BPK, Gn. Mulia, th. 2006 - Taman Eden itu semakin tandus, Sinode Am Gereja Hervormd Belanda, Terj. Ny. S.L.Tobing-Kartohadiprojo th. 1994 - PKUPPG-GPIB tahun 2006-2026, Ketetapan Persindangan Sinode XVIII GPIB, tahun 2005. - Teologi, Ketetapan Persindangan Sinode XVIII GPIB, tahun 2005. - Majelis Sinode GPIB, Hasil Seminar Gereja dan Masyarakat GPIB, 21-22 Februari 1989. - Dept. PARPEM PGI, Iman, Ilmu, Lingkungan Hidup

 





NEXT:
Materi Katekisasi 23 - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA INSANI BAGI KEMAJUAN PERADABAN DUNIA (Termasuk Hubungan Iman Kristen dengan Ilmu Pengetahuan)

PREV:
Materi Katekisasi 21 SAKRAMEN PERJAMUAN







Kalender Liturgi Katolik Juli 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
Materi Katekisasi 23 - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA INSANI BAGI KEMAJUAN PERADABAN DUNIA (Termasuk Hubungan Iman Kristen dengan Ilmu Pengetahuan)

PREV:
Materi Katekisasi 21 SAKRAMEN PERJAMUAN

Arsip Katekisasi GPIB..




TOP Christian Song

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN JULI 2024

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN JUNI 2024




ADV (Himnario Adventista), AG (Aradhana Geethamulu), ELI1 (ELI ABOLOJO (Christian Songs, Igala)), ELI2 (ELI KEKE (Short Songs, Igala)), English Hymns, HC (Держись Христа), PKS (Pwuhken Koul Sarawi), RRZ (Runyankole Rukiga, Zaburi), SP, SPSS (Spiewajmy Panu wyd. dziesiate), SR, SR3300 (Song of Revival 3300)*, SS (ДУХовни Песни), YJ (Юность-Иисусу), YSMS (Тебе пою оМй Спаситель), CFC SONGS *, Jacqlien Celosse, Franky Sihombing, Sari Simorangkir, Maria Shandi, Nikita, Jonathan Prawira, Sidney Mohede, Edward Chen,
Tagalog Worship Song
Kenya Worship Songs
Ghana Worship Songs
Urgandan Christian Song
Russian Worship Songs
Chinese Praise and Worship Song
Lagu Rohani Bahasa Iban di Malaysia
Thai Christian Song
Hebrew Christian Song
Arab Christian Song
Christian Songs In Dutch
German Christian Songs
Hindi Worship Song
Japanese Christian Song
Italian Christian Song
Lagu Rohani Batak
Lagu Rohani Ambon
Greek Worship Songs
French Worship Songs
Spanish Worship Songs