Rabu, 03 Juli 2024
 
Register   Login          kuliah murah di bekasi



Save Page
Minggu, 23 Juni 2024
 Hidup Berpengharapan Dalam Kristus - Lukas 12:13-15 (SGD)
Merawat Milik Allah - Lukas 12:16-21

Lukas 12:13-15 (SGD)
Orang kaya yang bodoh
12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Penjelasan:



* Pikiran Duniawi Dibeberkan (12:13-21)

    Dalam ayat-ayat ini kita melihat:

I. Permohonan yang diajukan kepada Kristus,
pada waktu yang sangat tidak tepat, oleh salah seorang pendengar-Nya, yang ingin agar Kristus menjadi pengantara antara dia dan saudaranya dalam masalah harta keluarga (ay. 13): "Guru, katakanlah kepada saudaraku; bicaralah seperti seorang nabi, bertitahlah seperti seorang raja, katakanlah dengan kuasa; maka saudaraku akan mendengarkan apa yang Engkau katakan; bicaralah kepadanya, supaya ia berbagi warisan dengan aku." Di sini tampak bahwa:

. Menurut sebagian orang, saudara orang itu berbuat salah kepadanya, dan karena itu dia memohon kepada Kristus agar memberi keadilan kepadanya. Dia tahu hukum itu berharga. Saudara yang berlaku seperti ini biasa disebut orang Yahudi sebagai Ben-hamesen -- anak berandalan, yang bukan hanya mengambil warisan yang menjadi bagiannya sendiri melainkan juga yang menjadi bagian saudaranya. Ia menahan bagian saudaranya itu dengan paksa. Ada saudara-saudara kita di dunia ini yang berlaku seperti itu, yang sama sekali tidak mempunyai rasa keadilan ataupun rasa kasih sayang terhadap sesama saudara mereka, dan yang memangsa orang yang seharusnya mereka tolong dan lindungi. Orang yang menjadi korban seperti ini datang kepada Allah untuk mengadu, dan Allah akan melaksanakan penghakiman dan keadilan bagi mereka yang tertindas.

. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa ia berniat untuk berbuat jahat kepada saudaranya dan ingin agar Kristus membantunya. Menurut hukum Taurat saudaranya harus mendapat warisan dua kali lebih banyak, dan karena ayahnya sendiri tidak dapat berbuat apa-apa selain harus mengikuti aturan hukum itu (Ul. 21:16-17), maka ia pun ingin agar Kristus mengubah hukum itu dan menyuruh saudaranya, yang mungkin termasuk pengikut setia Kristus, untuk membagi warisan itu sama rata dengan dia. Saya sendiri cenderung berpendapat bahwa memang demikianlah keadaannya, karena dari peristiwa ini Kristus mengajarkan agar kita waspada terhadap ketamakan, pleonexia -- keinginan untuk memiliki dengan berlebihan, lebih daripada apa yang sudah Allah sediakan bagi kita dalam pemeliharaan-Nya. Keinginannya untuk mendapatkan warisannya itu salah secara hukum, sedangkan keinginannya untuk mendapatkan warisan melebihi bagiannya sendiri merupakan dosa.

II. Penolakan Kristus untuk ikut campur dalam masalah ini (ay. 14).
"Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Dalam masalah-masalah seperti ini, Kristus tidak akan menggunakan kuasa untuk mengubah hukum yang sudah tetap mengenai warisan itu atau kuasa untuk memutuskan mana yang benar dalam permasalahan warisan ini. Ia bisa saja menjalankan tugas hakim dan ahli hukum, sebaik Ia menjalankan tugas tabib, dan dapat menyelesaikan tuntutan-tuntutan pengadilan sebaik menyembuhkan macam-macam penyakit. Akan tetapi, Dia tidak ingin melakukannya, sebab itu bukanlah tugas perutusan-Nya. Siapakah yang telah mengangkat Aku sebagai hakim? Mungkin Dia merujuk pada kemarahan yang dilontarkan saudara-saudara Musa kepadanya di Mesir, yang juga dipakai Stefanus untuk mencela orang Yahudi (Kis. 7:27, 35). "Jika Aku bersedia melakukannya, maka kamu akan mencemooh Aku seperti kamu mencemooh Musa, Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?" Kristus meluruskan kesalahan orang itu, dan tidak menghiraukan permohonannya (perbuatannya itu coram non judice -- tidak di hadapan hakim yang tepat), dan karena itu Dia menolak permohannya itu. Seandainya orang itu datang kepada Kristus untuk memohon agar Dia membantunya memperoleh warisan sorgawi, maka pasti Dia akan memberikan bantuan terbaik-Nya. Namun, masalahnya yang satu ini tidak ada sangkut pautnya dengan Dia: Siapakah yang mengangkat aku menjadi hakim? Perhatikanlah, Yesus Kristus bukanlah seorang yang suka mengambil alih tugas jabatan orang. Dia tidak mengambil kehormatan atau kekuasaan untuk diri-Nya sendiri, selain apa yang sudah diberikan kepada-Nya (Ibr. 5:5). Apa pun yang diperbuat-Nya, Dia dapat memberi tahu dengan kuasa apa Dia berbuat seperti itu, dan siapa yang memberi-Nya kuasa itu. Nah, hal ini menunjukkan kepada kita apa itu yang menjadi hakikat dan prinsip dasar dalam Kerajaan Kristus. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani dan bukan dari dunia ini.

. Kerajaan ini tidak mencampuri urusan kekuasaan sipil, dan juga tidak mengambil kekuasan dari tangan raja-raja. Agama Kristen menyerahkan apa yang menjadi hak kekuasaan sipil ke dalam tangan penguasa sipil itu sendiri.

. Kerajaan ini tidak menengahi masalah hak-hak sipil. Kerajaan ini mewajibkan semua orang untuk berbuat adil menurut hukum keadilan yang sudah ditetapkan, namun kekuasaan tidaklah dibangun di atas anugerah.

. Kerajaan ini tidak mendorong kita untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan duniawi dari agama kita. Jika orang itu ingin menjadi murid Kristus, dan berharap bahwa dengan menjadi murid, Kristus harus memberinya warisan yang menjadi bagian saudaranya, maka kelirulah dia. Imbalan bagi murid-murid Kristus lain sifatnya.

. Kerajaan ini tidak mendorong kita untuk bersaing dengan saudara-saudara kita. Ia mengajak kita untuk tidak bersikeras dalam menuntut-nuntut, melainkan sebaliknya, supaya kita melepaskan hak-hak kita demi kedamaian.

. Kerajaan ini tidak mengizinkan para hambanya untuk melibatkan diri dalam masalah-masalah kehidupan ini (2Tim. 2:4) dan melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Ada orang yang sudah ditugaskan untuk mengurusi hal-hal seperti itu, dan biarlah mereka melakukannya, Tractent fabrilia fabri -- Setiap pekerja sesuai dengan keterampilannya masing-masing.

III. Kewaspadaan yang diingatkan Kristus kepada para pendengar-Nya
berdasarkan peristiwa ini. Meskipun tidak datang untuk menjadi pembagi harta warisan orang, Dia datang untuk mengarahkan hati nurani orang dalam masalah warisan itu. Ia menyuruh mereka semua untuk waspada agar tidak mengikuti sikap keliru tersebut, yang mereka lihat dalam diri orang lain sudah menjadi akar dari begitu banyak kejahatan.

    Berikut ini lihat:

. Apa yang harus diwaspadai itu (ay. 15): Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan; horate -- "Awasilah dirimu, jagailah hatimu baik-baik, jangan sampai sikap tamak merasuki hatimu itu, dan phylassesthe -- peliharalah dirimu, balutlah hatimu rapat-rapat, agar jangan sampai ketamakan menguasai dan memerintah di sana." Ketamakan adalah dosa yang harus terus kita waspadai, dan oleh sebab itu kita harus sering diperingatkan.

. Alasan mengapa kita harus bersikap waspada terhadap ketamakan: Karena hidup manusia tidak tergantung pada kekayaan yang dimilikinya. Artinya, "kebahagiaan dan kesenangan kita tidak bergantung pada kepemilikan atas kekayaan yang melimpah di dunia ini."
            (1) Tidak diragukan lagi, kehidupan jiwa tidak tergantung pada kekayaan itu, dan jiwa adalah manusia itu sendiri. Harta benda duniawi tidak akan cocok dengan sifat jiwa, tidak bisa memenuhi kebutuhannya, tidak memuaskan keinginannya, dan juga tidak berlangsung lama seperti jiwa.
            (2) Bahkan kehidupan tubuh dan kebahagiaannya pun tidak terletak pada kelimpahan harta benda duniawi tersebut, karena banyak orang yang hanya mempunyai sedikit kekayaan duniawi namun hidup dengan sangat tenang dan puas, dan dapat melalui dunia ini dengan nyaman. (Lebih baik sepiring sayur dengan kasih daripada lembu tambun dengan kebencian.) Sebaliknya, banyak orang yang mempunyai banyak harta di dunia ini namun hidup mereka menyedihkan. Mereka memiliki harta berlimpah-limpah namun tidak dapat menikmatinya; mata mereka tidak puas dengan kekayaan (Pkh. 4:8). Banyak orang yang memiliki harta berlimpah namun selalu merasa tidak puas dan gusar, seperti Ahab dan Haman. Jadi apa gunanya kelimpahan harta itu bagi mereka?



SBU


(Minggu, 23 Juni 2024)
RENUNGAN PAGI
“HIDUP BERPENGHARAPAN DALAM KRISTUS”
Bacaan Alkitab : Lukas 12 : 13-15
“Kata-Nya lagi kepada mereka,
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, ….. (ay.15, Alkitab TB 2)

Ketika Yesus berjumpa dengan orang sakit yang memohon kesembuhan, Yesus melihat kemauan atau iman orang itu untuk dipulihkan. Ketika berjumpa dengan
orang miskin, Yesus tidak mempersoalkan kemiskinannya, tetapi bagaimana sikap orang itu menghadapi kemiskinan. Bahkan ketika berjumpa dengan orang yang
status sosial dan ekonominya baik, Yesus tidak memperkarakan tentang kekayaan, tetapi bagaimana prinsip dan kualitas hidup seseorang ketika ia memiliki
kekayaan. Pelayanan Yesus yang merangkul semua orang menunjukkan anugerah Allah yang hadir bagi setiap orang.

Bagi Yesus, kehadiran-Nya tidak untuk menengahi atau menjadi hakim yang menyelesaikan pertikaian orang tentang masalah duniawi. Pikiran manusia masih
terpenjara oleh masalah duniawi, yang oleh Yesus diartikan sebagai ketamakan. Tentu Yesus tidak membenci orang kaya, atau mengecam tentang kekayaan.
Karena pikiran manusia sendiri sudah dirasuki oleh ketamakan yang berambisi memenuhi keinginan dirinya sendiri.

Inilah juga yang terjadi saat ini ketika manusia bahkan gereja cenderung menciptakan kenyamanan duniawi bagi dirinya sendiri. Manusia membutuhkan
Allah untuk memenuhi keinginannya sendiri. Gereja membutuhkan Kristus untuk berpihak pada dirinya yang menghadapi pergumulan. Di sinilah gereja menjadi
tidak berdaya. Gereja mengabaikan kesaksian dan pelayanan Kristus yang hadir bagi semua orang. Gereja terjebak oleh ketamakan, seolah anugerah dan berkat
Kristus hanya milik sendiri.

Kristus hadir untuk semua orang, tanpa melihat siapa dan bagaimana kita. Kristus hadir dengan anugerah-Nya supaya kita menjadi jemaat yang berdaya,
jemaat yang mampu menjadi berkat bagi sesama. Tugas dan panggilan kita untuk bersaksi dan melayani. Mari menjadi jemaat yang berpengharapan dan penuh
kasih, jemaat yang membuka hati, melepaskan ketamakan dan ego supaya Kristus hadir merangkul kita dan sesama.




NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB SENIN, 24 JUNI 2024 - SBU: LUKAS 15:11-12 & LUKAS 15:13-14

PREV:
KHOTBAH IBADAH GPIB SABTU, 22 JUNI 2024 - SBU: 2 KORINTUS 9:13 & 2 KORINTUS 9:14-15







Kalender Liturgi Katolik Juli 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB SENIN, 24 JUNI 2024 - SBU: LUKAS 15:11-12 & LUKAS 15:13-14

PREV:
KHOTBAH IBADAH GPIB SABTU, 22 JUNI 2024 - SBU: 2 KORINTUS 9:13 & 2 KORINTUS 9:14-15

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN JUNI 2024

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN MEI 2024




ADV (Himnario Adventista), AG (Aradhana Geethamulu), ELI1 (ELI ABOLOJO (Christian Songs, Igala)), ELI2 (ELI KEKE (Short Songs, Igala)), English Hymns, HC (Держись Христа), PKS (Pwuhken Koul Sarawi), RRZ (Runyankole Rukiga, Zaburi), SP, SPSS (Spiewajmy Panu wyd. dziesiate), SR, SR3300 (Song of Revival 3300)*, SS (ДУХовни Песни), YJ (Юность-Иисусу), YSMS (Тебе пою оМй Спаситель), CFC SONGS *, Jacqlien Celosse, Franky Sihombing, Sari Simorangkir, Maria Shandi, Nikita, Jonathan Prawira, Sidney Mohede, Edward Chen,
Tagalog Worship Song
Kenya Worship Songs
Ghana Worship Songs
Urgandan Christian Song
Russian Worship Songs
Chinese Praise and Worship Song
Lagu Rohani Bahasa Iban di Malaysia
Thai Christian Song
Hebrew Christian Song
Arab Christian Song
Christian Songs In Dutch
German Christian Songs
Hindi Worship Song
Japanese Christian Song
Italian Christian Song
Lagu Rohani Batak
Lagu Rohani Ambon
Greek Worship Songs
French Worship Songs
Spanish Worship Songs