Rabu, 03 Juli 2024
 
Register   Login          kuliah murah di bekasi



Save Page
Sabtu, 15 Juni 2024
Kejar Target, Korbankan Prinsip  - Amsal 4:23-25
Pilih Jalan Tuhan! - Amsal 4:26-27

Amsal 4:23-27
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. 4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. 4:25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. 4:26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. 4:27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.


Penjelasan:


* Kita harus mengawasi dan mengekang segala sikap diri kita (ay. 23).
Di sini terdapat:

1. Kewajiban besar yang dituntut oleh hukum hikmat supaya kita memperoleh hikmat dan memeliharanya: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan. Allah, yang memberi kita jiwa, juga menyertakan tugas yang ketat mengenainya: Laki-laki ataupun perempuan, waspadalah dan berhati-hatilah (Ul. 4:9). Kita harus mempertahankan semangat yang menyala-nyala untuk menjaga diri kita, dan berjaga-jaga dengan ketat, mengawasi jalan-jalan yang ditempuh jiwa kita. Jagalah hati kita supaya tidak melukai dan dilukai, supaya tidak dicemari dosa atau dikacaukan oleh kesukaran. Jagalah hati kita seperti permata, seperti kebun anggur kita. Peliharalah hati nurani supaya tidak tercemar, jauhi pikiran-pikiran yang buruk, pertahankanlah pikiran-pikiran yang baik, kobarkan kasihmu terhadap hal-hal yang baik dalam batas-batas yang semestinya. Jagalah baik-baik (begitulah kalimat aslinya). Ada banyak cara untuk menjaga sesuatu, yaitu dengan ketekunan, dengan kekuatan, dengan meminta bantuan, dan kita harus memakai semuanya untuk menjaga hati kita. Oleh karena hati itu begitu licik (Yer. 17:9), semuanya itu sebetulnya belumlah cukup. Atau dengan sangat baik-baik. Kita harus menjaga hati kita dengan lebih tekun dan saksama, lebih daripada menjaga hal-hal lainnya. Kita harus menjaga mata kita (Ayb. 31:1), menjaga lidah kita (Mzm. 34:14 ), menjaga kaki kita (Pkh. 5:1), tetapi, lebih dari semua itu, kita harus menjaga hati kita.

2. Alasan baik untuk memelihara hati, yaitu karena dari situlah terpancar kehidupan. Dari hati yang dijaga dengan baik mengalirlah hal-hal yang hidup, buah-buah yang baik bagi kemuliaan Allah dan peneguhan orang lain. Atau, secara umum, segala tindakan kehidupan memancar dari dalam hati, dan karena itulah, memeliharanya berarti mengokohkan pohon dan memulihkan sumber airnya. Hidup kita akan teratur atau kacau, nyaman atau tidak nyaman, sesuai dengan keadaan hati kita, apakah terpelihara atau terlantar.

Kita harus mengendalikan mulut kita supaya tidak menyinggung orang lain dengan lidah kita (ay. 24): Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. Karena sifat asal hati kita itu cemar, maka dari dalamnya dapat muncul banyak sekali perkataan yang cemar, dan karena itulah kita harus merasa sangat gentar dan benci terhadap segala perkataan jahat, kutukan, sumpah serapah, kebohongan, fitnah, gertakan, kenajisan dan percakapan yang sia-sia, yang datang dari mulut serong dan bibir dolak-dalik. Mulut dan bibir yang seperti itu tidak sudi tunduk kepada akal sehat maupun agama, malahan menentang keduanya, dan keduanya merupakan hal yang jelek dan tidak diinginkan di hadapan Allah, sama menjijikkannya seperti mulut cacat dalam pandangan manusia. Kita harus menjauhkan segala macam dosa lidah, sejauh-jauhnya dari kita, melalui kesiagaan dan tekad yang kuat, dengan cara menghindari segala perkataan buruk dan tidak mau mengenal perkataan seperti itu.

Kita harus berjanji mengenai mata kita sendiri: “Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tetap ke mukamu (ay. 25). Biarlah matamu terarah dan tidak mengembara. Biarlah matamu tidak berkelana ke segala hal yang menampakkan diri, sebab jika begitu, matamu akan disesatkan dari hal baik dan dijebak dalam kejahatan. Berhentilah memandang kesia-siaan. Biarlah matamu menjadi utuh dan tidak terbagi-bagi. Biarlah maksudmu tulus dan tidak berubah-ubah, dan janganlah melirik ke jalan yang menyimpang.” Kita harus mengarahkan pandangan kita kepada Guru kita, dan berawas-awas supaya kita tetap mengikuti Dia. Arahkan mata kita kepada pedoman kita dan taatilah. Arahkan pandangan kita kepada tanda kita, upah panggilan agung kita, dan arahkanlah semuanya itu kepada hal tersebut. Oculum in metam – Mata terarah ke tujuan.

Kita harus hati-hati dalam segala tindakan kita (ay. 26): Tempuhlah jalan yang rata, dan pertimbangkanlah (begitulah kata aslinya). “Letakkanlah firman Allah di satu sisi timbangan, dan apa yang telah engkau lakukan, atau apa yang akan engkau lakukan, di sisi yang satunya lagi, dan lihatlah bagaimana perbandingan di antara keduanya. Bersikap baik dan cermatlah dalam meninjau apakah jalanmu baik di hadapan Allah dan apakah jalan itu akan berakhir baik.” Kita harus mempertimbangkan jalan yang telah kita lalui dan menyelidiki apa yang telah kita lakukan, juga jalan yang sekarang sedang kita tempuh, apa yang sedang kita kerjakan, ke mana kita melangkah, dan lihatlah apakah kita telah berjalan dengan cermat. Kita harus mempertimbangkan apa saja kewajiban kita dan kesukarannya, apa saja keuntungan dan tantangan dari jalan kita, supaya kita bisa berlaku dengan tepat. “Janganlah terburu-buru bertindak.”
VI. Kita harus berlaku teguh, cermat dan tidak berubah-ubah. “Hendaklah tetap segala jalanmu (ay. 26) dan jangan goyah di dalamnya seperti orang yang bercabang pendirian. Janganlah berhenti di persimpangan jalan, melainkan teruslah melangkah dengan taat. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, sebab ada kesalahan dalam keduanya, dan Iblis mencapai tujuannya jika dia berhasil menyesatkan kita ke kiri ataupun ke kanan. Berhati-hatilah supaya jauh kakimu dari kejahatan. Berjaga-jagalah supaya jangan keluar dari batas, sebab di sana terdapat kejahatan, dan biarlah matamu memandang terus ke depan, supaya engkau memelihara jalan emas itu.” Orang-orang yang hendak bertindak bijaksana haruslah berjaga-jaga.





NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB MINGGU, 16 JUNI 2024 - 2 KORINTUS 8:1-4 (SGD) & 2 KORINTUS 8:5

PREV:
KHOTBAH IBADAH GPIB JUMAT, 14 JUNI 2024 - SBU: KEJADIAN 41:55 & KEJADIAN 41:56-57







Kalender Liturgi Katolik Juli 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB MINGGU, 16 JUNI 2024 - 2 KORINTUS 8:1-4 (SGD) & 2 KORINTUS 8:5

PREV:
KHOTBAH IBADAH GPIB JUMAT, 14 JUNI 2024 - SBU: KEJADIAN 41:55 & KEJADIAN 41:56-57

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN JUNI 2024

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN MEI 2024




ADV (Himnario Adventista), AG (Aradhana Geethamulu), ELI1 (ELI ABOLOJO (Christian Songs, Igala)), ELI2 (ELI KEKE (Short Songs, Igala)), English Hymns, HC (Держись Христа), PKS (Pwuhken Koul Sarawi), RRZ (Runyankole Rukiga, Zaburi), SP, SPSS (Spiewajmy Panu wyd. dziesiate), SR, SR3300 (Song of Revival 3300)*, SS (ДУХовни Песни), YJ (Юность-Иисусу), YSMS (Тебе пою оМй Спаситель), CFC SONGS *, Jacqlien Celosse, Franky Sihombing, Sari Simorangkir, Maria Shandi, Nikita, Jonathan Prawira, Sidney Mohede, Edward Chen,
Tagalog Worship Song
Kenya Worship Songs
Ghana Worship Songs
Urgandan Christian Song
Russian Worship Songs
Chinese Praise and Worship Song
Lagu Rohani Bahasa Iban di Malaysia
Thai Christian Song
Hebrew Christian Song
Arab Christian Song
Christian Songs In Dutch
German Christian Songs
Hindi Worship Song
Japanese Christian Song
Italian Christian Song
Lagu Rohani Batak
Lagu Rohani Ambon
Greek Worship Songs
French Worship Songs
Spanish Worship Songs