Selasa, 02 Juli 2024
 
Register   Login          kuliah murah di bekasi



Save Page
Minggu, 24 Maret 2024
Motivasi Mengikut Yesus - Yohanes 12:12-16
Lovers Atau Haters? - Yohanes 12:17-19

Yohanes 12:12-16 (SGD)
Yesus dielu-elukan di Yerusalem
12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, 12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" 12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: 12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." 12:16 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

Penjelasan:



* Kristus Memasuki Yerusalem (12:12-16)

Kisah mengenai kedatangan Kristus ke Yerusalem dalam suasana penuh kemenangan ini dicatat oleh semua penulis Injil, sebagai sebuah kisah yang layak dicermati secara khusus. Di dalam kisah ini kita bisa amati,

I. Penghormatan yang diberikan rakyat jelata kepada Kristus (ay. 12-13).

Kita diberitahukan di sini:
. Siapa mereka itu yang memberikan penghormatan ini kepada-Nya: orang banyak, ochlos polys -- sekerumunan orang banyak yang datang ke sana untuk merayakan Paskah. Bukan penduduk Yerusalem, melainkan orang-orang dari daerah pinggiran yang datang dari jauh untuk beribadah pada hari raya tersebut. Semakin dekat Bait Allah dari Tuhan, semakin jauh pula dari Tuhan Bait itu. Orang-orang yang menghormati Kristus adalah mereka yang datang dari jauh untuk merayakan Paskah.

(1) Mungkin mereka telah mendengarkan khotbah Kristus di daerah asal mereka dan menjadi pengagum-Nya di sana,
sehingga kini mereka begitu ingin menunjukkan penghormatan mereka terhadap-Nya di Yerusalem, tempat yang mereka tahu penuh dengan musuh-musuh-Nya. Perhatikan, orang yang sungguh-sungguh menghargai dan memuja Kristus tidak akan merasa malu untuk mengakui-Nya di hadapan siapa pun juga, sejauh hal itu mendatangkan kemuliaan bagi-Nya.

(2) Mungkin mereka adalah orang-orang Yahudi yang amat saleh dan datang ke sana sebelum hari raya tiba supaya mereka bisa menyucikan diri mereka terlebih dahulu, yaitu mereka yang lebih mementingkan kerohanian dibandingkan orang-orang lainnya. Mereka inilah yang begitu bersemangat untuk menghormati Kristus. Perhatikan, semakin besar perhatian orang terhadap Allah dan agama secara umum, maka semakin baik pula sikap mereka dalam menyambut Kristus dan agama-Nya, yang tidaklah bersifat merusak melainkan menyempurnakan ibadah dan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Orang-orang yang datang untuk bertemu dengan Kristus itu bukanlah para penguasa atau pembesar, melainkan rakyat jelata. Beberapa orang mungkin akan menyebut mereka segerombolon orang yang kacau balau, tetapi Kristus telah memilih apa yang lemah dan bodoh (1Kor. 1:27), dan Ia lebih dipermuliakan oleh orang banyak itu daripada oleh kehebatan para pengikut-Nya. Sebab, Ia menilai manusia berdasarkan jiwa mereka dan bukan karena nama besar atau gelar kehormatan yang mereka miliki.

. Kapan mereka melakukan tindakan itu: Mereka mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem. Mereka telah menanyakan tentang-Nya (11:55-56): Akan datang jugakah Ia ke pesta? Kini mereka mendengar bahwa Ia akan datang, sebab tidak seorang pun yang mencari Kristus berakhir dengan sia-sia. Nah, ketika mendengar bahwa Ia akan datang, mereka pun segera bersiap-siap untuk menyambut-Nya dengan selayak mungkin. Perhatikan, kabar baik tentang kedatangan Kristus dan kerajaan-Nya hendaknya mengingatkan kita untuk bergiat melakukan pekerjaan kita yang harus kita tuntaskan pada saat itu juga. Israel harus bersiap-siap untuk bertemu dengan Allah mereka (Am. 4:12), dan gadis-gadis harus bersiap-siap menyongsong sang mempelai pria.

. Cara yang mereka pakai untuk memberikan penghormatan itu. Mereka tidak memiliki kunci-kunci gerbang kota untuk diserahkan kepada-Nya, ataupun pedang dan tombak untuk digiring di depan-Nya, tidak juga musik yang indah untuk mengiringi kedatangan-Nya, tetapi mereka memberikan segala yang mereka punyai. Bahkan kerumunan orang yang sederhana ini pun dapat memberikan sekilas kemiripan mengenai sambutan meriah yang dilihat Yohanes di depan takhta dan Anak Domba (Why. 7:9-10). Meskipun orang-orang itu tidak sedang ada di hadapan sebuah takhta raja pada saat itu, mereka ada di depan Anak Domba, Anak Domba Paskah yang kini, sesuai dengan adat dan kebiasaan mereka, dipisahkan empat hari sebelum perayaan, untuk kemudian dikorbankan bagi kita. Mengenai kumpulan orang banyak yang menyanyikan pujian sorgawi itu dikatakan,

(1) Bahwa mereka memegang daun-daun palem,
seperti halnya rakyat jelata di Yerusalem yang melambai-lambaikan ranting-ranting pohon palem. Sedari dulu, pohon palem telah menjadi lambang kemenangan dan kejayaan. Cicero [penulis Romawi abad pertama SM -- pen.] menyebut orang yang telah memenangi banyak penghargaan sebagai plurimarum palmarum homo -- orang yang berpalem banyak. Saat itu, Kristus akan segera menaklukkan segala penguasa dan kekuasaan melalui kematian-Nya, dan karena itulah Ia layak disambut dengan daun-daun palem. Meski Ia terlihat seolah sedang terbelenggu dalam kekang, tetapi Ia dapat berlaku seperti Ia telah melepaskan diri dari kekang itu. Akan tetapi, bukan hanya itu saja. Dibawanya ranting-ranting palem juga merupakan bagian dari upacara pesta hari raya Pondok Daun bagi Tuhan (Im. 23:40; Neh. 8:16), dan di sini mereka memakainya untuk mengungkapkan sukacita mereka dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Hal ini menegaskan bahwa seluruh pesta dan perayaan selalu mengacu kepada Injil-Nya dan digenapi oleh Injil-Nya itu, terutama yang berkaitan dengan pesta hari raya Pondok Daun tersebut (Za. 14:16).

(2) Bahwa mereka berseru dengan suara nyaring,
Keselamatan bagi Allah kita (Why. 7:10). Begitu pula di sini, mereka berseru-seru di hadapan-Nya, sebagaimana yang biasa orang lakukan dalam setiap penyambutan umum, Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! Hosana berarti keselamatan. Kalimat itu dikutip dari Mazmur 118:25-26. Lihatlah bagaimana orang banyak ini begitu mengenal firman Allah, dan begitu tepat menerapkan firman tersebut kepada Sang Mesias. Pikiran-pikiran mulia mengenai Kristus memang paling tepat diungkapkan melalui perkataan-perkataan yang tercantum dalam firman Allah. Nah, melalui seruan mereka itu,

[1] Mereka mengakui Tuhan kita Yesus sebagai Raja Israel, yang datang dalam nama Tuhan. Meskipun kini Dia ada dalam keadaan yang miskin dan hina, tetapi, berkebalikan dengan pandangan para ahli Taurat yang melecehkan Sang Mesias, mereka justru mengakui-Nya sebagai Raja, yang berbicara mengenai martabat dan kehormatan-Nya, yang harus kita puja. Seruan itu berbicara mengenai pemerintahan dan kuasa-Nya, yang kepadanya kita harus tunduk. Mereka mengakui-Nya sebagai,

Pertama,
seorang Raja yang benar, yang datang dalam nama Tuhan (Mzm. 2:6), yang diutus Allah, bukan hanya sebagai seorang Nabi, tetapi juga sebagai Raja.

Kedua,
seorang Raja yang telah dijanjikan dan sudah lama dinanti-nantikan, Mesias Sang Pangeran, sebab Dialah Raja Israel. Sesuai dengan terang yang mereka miliki, mereka pun menyatakan-Nya sebagai Raja Israel di jalan-jalan Yerusalem, dan karena mereka sendiri adalah orang-orang Israel, dengan demikian mereka menegaskan-Nya sebagai Raja mereka.

[2] Dengan sepenuh hati mereka mengucapkan selamat bagi kerajaan-Nya, yang merupakan arti dari kata hosana. Semoga Raja Israel makmur, sebagaimana seruan kepada Salomo saat dilantik, Hidup raja Salomo (1Raj. 1:39). Dengan menyerukan hosana, mereka mendoakan tiga hal:

Pertama,
supaya kerajaan-Nya datang, berupa terang dan pengetahuan akan kerajaan itu, dan dalam kuasa dan kedahsyatannya. Semoga Allah mempercepat pekerjaan Injil.

Kedua,
supaya kerajaan-Nya menaklukkan musuh, dan selalu mengalami kemenangan dalam setiap rintangan (Why. 6:2).

Ketiga,
supaya kerajaan-Nya terus berlanjut. Hosana berarti, Semoga Raja hidup selamanya. Semoga kerajaan-Nya tidak akan pernah hancur, meskipun diganggu (Mzm. 72:17).

[3] Mereka menyambut-Nya masuk ke kota Yerusalem: "Sambutlah Dia yang telah datang. Kami sungguh bersukacita melihat-Nya. Datanglah Engkau yang terberkati oleh Tuhan, supaya kami dapat melimpahkan berkat kami bagi Dia yang telah memberkati kami." Penyambutan ini serupa dengan (Mzm. 24:7-9), Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang. Demikianlah setiap dari kita harus menyambut Kristus ke dalam hati kita, yang artinya, kita harus memuji-Nya dan bergembira di dalam Dia. Sebagaimana kita hendaknya merasa sangat senang dengan keberadaan dan sifat-sifat Allah serta hubungan-Nya dengan kita, demikian pula kita hendaknya bersukacita dengan pribadi dan amanat Tuhan Yesus, serta tugas-Nya sebagai Sang Pengantara di antara kita dan Allah. Iman berseru, Diberkatilah Dia yang datang.

II. Sikap tubuh Kristus dalam menerima penghormatan yang diberikan untuk-Nya itu (ay. 14):
Yesus menemukan, atau memperoleh, seekor keledai muda, lalu Ia naik ke atasnya. Menaiki keledai seorang diri menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati-Nya, sementara kerumunan orang di sekeliling-Nya menyerukan Hosana.

. Cara seperti ini lebih dari yang biasa Ia lakukan. Yesus biasanya bepergian dengan berjalan kaki, tetapi kini Ia mengendarai sesuatu. Meskipun para pengikut-Nya harus bersedia hidup dengan cara sederhana dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang kelihatannya hebat, mereka tetap diperkenankan menggunakan tenaga hewan dalam pekerjaan mereka, sebagaimana Allah telah mengaruniakan kepada manusia hak untuk berkuasa melalui kovenan yang Ia buat dengan Nuh dan anak-anaknya.

. Sekalipun begitu, cara itu pun masih jauh lebih sederhana daripada yang biasa dilakukan para pembesar di dunia ini. Jika Kristus hendak membuat kedatangan-Nya ke Yerusalem bagaikan kedatangan seorang pembesar, maka seharusnya Ia mengendarai tandu seperti milik Salomo (Kid. 3:9-10), yang tiang-tiangnya dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, dan empat duduknya berwarna ungu. Akan tetapi, bila kita meniliknya dari sudut pandang duniawi, tampil dalam keadaan seperti ini lebih mirip aib dibanding kehormatan yang seharusnya dimiliki Raja Israel, sebab hal itu akan membuat-Nya seperti ingin terlihat hebat, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini, dan karena itu, tidak tampil dalam kebesaran secara lahiriah. Kini Ia memang sedang merendahkan diri-Nya, tetapi dalam penglihatan yang dialami Yohanes, Kristus terlihat dalam kemuliaan-Nya, menunggang seekor kuda putih, memegang panah dan memakai mahkota.

III. Penggenapan firman Allah: Seperti ada tertulis,
Jangan takut, hai puteri Sion (ay. 15). Kalimat ini dikutip dari Zakharia 9:9. Tentang Dialah semua nabi memberi kesaksian, terutama mengenai hal tersebut.

. Telah dinubuatkan bahwa Raja Sion akan datang, datang dengan mengendarai seekor keledai. Bahkan rincian hal itu pun telah dinubuatkan, dan Kristus memastikan dengan saksama supaya hal itu digenapi.

Perhatikan:
(1) Kristus adalah Raja Sion.
Bukit kudus Sion sejak lama telah ditetapkan sebagai ibukota atau tempat bertakhtanya Sang Mesias.

(2) Sang Raja Sion tentu saja selalu dan akan memelihara Sion dan mengunjunginya.
Meskipun Ia telah undur diri selama beberapa waktu, Dia datang kembali pada waktu yang tepat.

(3) Meskipun Dia datang dengan pelan-pelan (sebab keledai jalannya lambat),
tetapi pasti Dia datang, dengan kerendahan hati dan kesederhanaan-Nya yang disambut dan dinanti-nantikan oleh para pengikut-Nya yang setia. Para pemohon yang rendah pun dapat menghampiri dan berbicara kepada-Nya. Jika hal ini membuat Sion tawar hati, yaitu karena Rajanya tidak tampil dengan cara yang lebih mewah, biarlah dia tahu bahwa meskipun kini Sang Raja datang kepadanya dengan hanya mengendarai seekor keledai, tetapi Dia akan maju berperang melawan musuh-musuh Sion dengan berkendaraan melintasi langit sebagai penolongnya (Ul. 33:26).

. Karena itu, Puteri Sion pun dipanggil untuk melihat Rajanya, untuk memperhatikan Dia dan kedatangan-Nya. Lihat dan kagumilah Dia, sebab Dia datang dengan menyedot perhatian orang, sekalipun tanpa kebesaran lahiriah (Kid. 3:11). Jangan takut. Dalam nubuatan itu, Sion diperintahkan untuk bersukacita dan berseru, tetapi di sini dikatakan, Jangan takut. Ketakutan yang bersumber dari ketidakpercayaan merintangi datangnya sukacita rohani. Jika ketakutan seperti ini dipulihkan dan ditaklukkan, maka pastilah sukacita akan menyusul. Kristus datang kepada umat-Nya untuk melenyapkan ketakutan mereka. Jika keadaan sedemikian rupa sehingga kita tidak mampu merasakan kegirangan, kita tetap harus berusaha supaya dapat keluar dari tekanan rasa takut. Bersukacitalah. Setidaknya, jangan takut.

IV. Keterangan yang ditambahkan oleh sang penulis Injil mengenai para murid (ay. 16):
Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

. Lihatlah di sini ketidaksempurnaan para murid dalam keadaan iman mereka yang masih seperti kanak-kanak. Bahkan mereka pada mulanya tidak mengerti semua itu. Saat mereka mengambil keledai itu dan membiarkan Dia menunggangi-Nya, mereka tidak menyadari bahwa dengan begitu mereka sedang melaksanakan pentahbisan Raja Sion.

Perhatikanlah:
(1) Firman Allah sering kali tergenapi melalui tangan orang-orang yang bahkan tidak memikirkan firman itu saat mereka melakukannya (Yes. 45:4).
(2) Banyak sekali hal-hal besar yang terkandung dalam firman maupun penyelenggaraan Allah yang pada mulanya bahkan tidak dimengerti oleh murid-murid-Nya: Mereka tidak bisa langsung mengenalinya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan Allah, tidak langsung mengamati dan mempertimbangkannya, sebab mereka tidak bisa melihatnya dengan jelas, seperti melihat pohon berjalan. Hal-hal yang kemudian menjadi jelas pada awalnya kelihatan begitu misterius dan meragukan.
(3) Setelah menjadi dewasa dalam pengetahuan akan Kristus, murid-murid Kristus hendaknya sering memikirkan kembali kebodohan dan kelemahan mereka sebelumnya, supaya anugerah cuma-cuma yang telah memberi kemampuan kepada mereka itu boleh mendapat kemuliaan karenanya, dan supaya mereka juga menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain yang belum terbuka pikirannya. Saat saya masih kanak-kanak, saya bicara seperti seorang kanak-kanak.

. Lihatlah di sini kemajuan yang dicapai para murid setelah mereka menjadi dewasa secara rohani. Meskipun dulu mereka bagaikan kanak-kanak, mereka tidak selamanya begitu, melainkan terus disempurnakan.

Perhatikanlah:
(1) Kapan mereka akhirnya mengerti semuanya itu: Sesudah Yesus dimuliakan, sebab:
- Sebelum itu mereka belum benar-benar mengerti sifat dari kerajaan-Nya, melainkan masih berharap bahwa kerajaan itu akan tampak dalam kuasa dan gemerlap lahiriah, sehingga mereka pun tidak tahu bagaimana firman Allah dapat tergenapi melalui keadaan yang sangat sederhana itu. Perhatikan, pemahaman yang benar akan sifat rohani kerajaan Kristus, akan kuasa, kemuliaan dan kemenangannya akan mencegah kita dari menyalahartikan dan salah menerapkan firman yang berbicara mengenai semuanya itu.
- Sampai saat itu Roh Kudus yang akan membimbing mereka ke dalam kebenaran belum dicurahkan. Perhatikan, murid-murid Kristus dimampukan untuk memahami firman Allah oleh Roh yang sama yang telah mengilhami firman tersebut. Roh yang mengaruniakan pewahyuan adalah juga Roh hikmat bagi semua orang-orang kudus (Ef. 1:17-18).

(2) Bagaimana akhirnya mereka dapat memahami semua itu.
Mereka membandingkan nubuatan itu dengan peristiwa yang terjadi, lalu mengaitkan keduanya supaya mereka mendapatkan pencerahan dari keduanya. Demikianlah akhirnya mereka mampu mengerti kedua hal tersebut: teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia yang ditulis oleh para nabi, dan begitu sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan untuk-Nya. Perhatikan, betapa selarasnya firman dan pekerjaan Allah sehingga ingatan tentang apa yang telah tertulis akan memampukan kita untuk memahami apa yang telah terjadi. Juga, memperhatikan apa yang telah terjadi akan membantu kita untuk mengerti apa yang telah tertulis. Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat. Firman Allah digenapi setiap hari.



 
SBU

Sabda Bina Umat
(Minggu, 24 Maret 2024)
RENUNGAN PAGI
"MOTIVASI MENGIKUT YESUS"
(Yohanes 12 : 12 – 16)
Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi
sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka …. (ay. 16)
Dalam rangka menyongsong Paskah banyak orang Israel perantauan atau
pinggiran datang ke Yerusarem untuk bersama merayakan hari Paskah. Mereka
inilah yang mengelu-elukan, menyambut dengan penuh antusias menggunakan
daun palem hijau ketika Yesus memasuki Yerusalem mengendarai seekor
keledai muda. Motivasi mereka yaitu pengharapan Yesus-lah yang akan segera
menyelamatkan mereka dari penderitaan hidup. Dambaan tersebut terungkap
saat mereka bersorak-sorai, "Hosanal" arti harfiahnya "Selamatkanlah kami!"
Keselamatan yang mereka rindukan dari Yesus nampaknya lebih pada harapan
segera terlepas dari belenggu kerajaan Romawi, karena terdorong oleh
mujizat-mujizat atau tanda ajaib yang Yesus lakukan. Sehingga kuasa apapun
di dunia tidak dapat menghalau kuasa Yesus yang datang dari Sorga.
Namun harapan mereka rupanya tidak sejalan dengan kehendak Bapa
sorgawi. Karena mujizat yang Yesus lakukan adalah tanda ajaib merujuk pada
hadirnya kerajaan Allah bukan kerajaan duniawi. Makanya simbolisasi Yesus
mengendarai Keledai sebagai Raja Israel, baru tersingkap maknanya bagi
murid-murid-Nya ketika Yesus dimuliakan (bnd. Zakaria 9:9).
Tentu sejatinya ketika kita menyongsong Paskah pada hari Minggu Palmarum
saat ini berbeda dengan murid-murid Tuhan Yesus waktu itu. Motivasi kita
dewasa ini tidak hanya terpaku pada mujizat atau tanda ajaib yang Tuhan
Yesus "demonstrasikan." Akan tetapi motivasi kita lebih terarah, tertuju
kepada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Tuhan Juruselamat.
Sehingga benarlah ucapan, "Hosana!” Yesus Kristus Tuhan telah
menyelamatkan kami umat yang percaya kepada-Nya. Karena itu patutlah kita
harus selalu tetap mengucap syukur bagi kemuliaan Yesus Kristus Tuhan yang
telah membebaskan kita umat percaya dari belenggu, beban beratnya kuasa
dosa dan maut. Terpujilah Kristus!




NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB SENIN, 25 MARET 2024 - MELIHAT DAN MENDENGAR, NAMUN TIDAK MENGERTI - YOHANES 12:33-36

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Sabtu, 23 Maret 2024 - Ikut Yesus Itu Melegakan, Iri Hati Itu Menyesakkan - Yohanes 12:9-11 - MINGGU II PRAPASKAH







Kalender Liturgi Katolik Juli 2024 dan Saran Nyanyian

Bacaan Alkitab Urut Peristiwa

NEXT:
KHOTBAH IBADAH GPIB SENIN, 25 MARET 2024 - MELIHAT DAN MENDENGAR, NAMUN TIDAK MENGERTI - YOHANES 12:33-36

PREV:
Khotbah Ibadah GPIB Sabtu, 23 Maret 2024 - Ikut Yesus Itu Melegakan, Iri Hati Itu Menyesakkan - Yohanes 12:9-11 - MINGGU II PRAPASKAH

Arsip Khotbah Ibadah GPIB 2024..




TOP Christian Song

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN JUNI 2024

PEMBACAAN ALKITAB GPIB BULAN MEI 2024




ADV (Himnario Adventista), AG (Aradhana Geethamulu), ELI1 (ELI ABOLOJO (Christian Songs, Igala)), ELI2 (ELI KEKE (Short Songs, Igala)), English Hymns, HC (Держись Христа), PKS (Pwuhken Koul Sarawi), RRZ (Runyankole Rukiga, Zaburi), SP, SPSS (Spiewajmy Panu wyd. dziesiate), SR, SR3300 (Song of Revival 3300)*, SS (ДУХовни Песни), YJ (Юность-Иисусу), YSMS (Тебе пою оМй Спаситель), CFC SONGS *, Jacqlien Celosse, Franky Sihombing, Sari Simorangkir, Maria Shandi, Nikita, Jonathan Prawira, Sidney Mohede, Edward Chen,
Tagalog Worship Song
Kenya Worship Songs
Ghana Worship Songs
Urgandan Christian Song
Russian Worship Songs
Chinese Praise and Worship Song
Lagu Rohani Bahasa Iban di Malaysia
Thai Christian Song
Hebrew Christian Song
Arab Christian Song
Christian Songs In Dutch
German Christian Songs
Hindi Worship Song
Japanese Christian Song
Italian Christian Song
Lagu Rohani Batak
Lagu Rohani Ambon
Greek Worship Songs
French Worship Songs
Spanish Worship Songs